invent air Long Layu

invent air Long Layu

Penghitungan desk study ini dilakukan tidak atau belum melihat kondisi langsung di lapangan, perhitungan ini hanya berdasarkan penghitungan luas catchment area yang terlihat di peta kontur. Penentuan batas-batas catchment area harus memperhatikan bentuk kontur wilayah, sehingga perhitungan desk study ini kemungkinan akan berbeda-beda pada tiap orang, tergantung pengalaman dan ketelitian orang tersebut. Penghitungan potensi debit menggunakan referensi dari Manual PLTMH IBEKA-JICA, pada referensi tersebut area Indonesia dibagi menjadi dua bagian yaitu Indonesia bagian barat dan bagian timur dengan koefisien masing masing yaitu 0,020 m3/s/Km2 dan 0m025 m3/s/Km2. Untuk wilayah kalimantan masuk ke dalam area Indonesia bagian barat yaitu menggunakan koeifisien 0,020 m3/s/Km2. Untuk perhitungan potensi energi digunakan koefisien efektifitas dari turbin yang rencananya akan digunakan. Berdasarkan IBEKA-JICA, besarnya koefisien efektifitas turbin dibagi menjadi dua yaitu lokal dan import, besarnya koefisien tersebut secara berurutan yaitu 0,6 dan 0,7-0,8. Mayoritas turbin PLTMH di Indonesia menggunakan produk lokal sehingga menggunakan koefisien dengan besar 0,6.

Dari hasil pengukuran, diketahui bahwa aliran sungai yang yang memiliki debit air yang palig tinggi yaitu 256 L/s yang terletak di wilayah Long Rungan. Faktor yang mempengaruhi debit aliran pada tiap titik pengamatan adalah vegetasi dan luas daerah tangkapan air. Tutupan lahan merupakan bagian penting dalam menjaga aliran air yang ada di dalam kawasan. Air hujan yang diresapkan ke dalam tanah oleh hutan di daerah hulu memiliki manfaat untuk ketersediaan air di daerah hilir. Air yang meresap ke dalam tanah akan dikeluarkan kembali dalam bentuk mata air di daerah yang lebih rendah, sehingga ketiadaan hutan di daerah hulu akan mengakibatkan kekeringan di daerah yang lebih rendah. Sedangkan tumbuhan bawah dan seresah berfungsi untuk menjaga lantai hutan dari erosi permukaan ketika hujan turun.

 

Invent Burung

Invent Burung

Jumlah spesies burung/aves yang berhasil ditemukan di wilayah sungai menabur kecil yang menjadi wilayah terdampak proyek PLTA KHN adalah sebanyak 35 spesies yang berasal dari 25 famili. Berdasarkan data yang dihimpun, dari 35 spesies teramati 10 spesies di antaranya merupakan satwa dilindungi menurut undang-undang PermenLHK Nomor: P.106 tahun 2018. Sekitar 8 Spesies masuk kategori mendekati terancam (Near Threatened), serta 6 spesies masuk kedalam kategori Appendix II berdasarkan data CITES. Tercatat pula dua di antaranya merupakan spesies endemik Kalimantan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dari hasil pengamatan lapangan, wilayah pengamatan yang masuk dalam kategori tinggi adalah wilayah sungai menabur kecil (3,041587), sementara yang masuk dalam kategori sedang adalah sungai Belanga (2,71885). Kemerataan jenis masing-masing wilayah pengamatan dihitung dengan indeks kemerataan jenis. Nilai indeks kemerataan tertinggi dari semua wilayah pengamatan adalah sungai belanga (0,6785), sungai menabur kecil (0,6776)

Dari hasil pengamatan, tidak ada wilayah yang memiliki kesamaan jenis identik setelah dilakukan perhitungan menggunakan indeks kesamaan jenis (JI). Kesamaan yang terjadi hanya karena adanya spesies yang memiliki penggunaan ruang yang cukup luas seperti burung merbah corok-corok, pentis kalimantan, cinenen kelabu, empuloh irang, kicuit batu, dan pijantung kecil yang hampir bisa ditemukan di seluruh wilayah pengamatan